Munandar, Abadi (2010) Bagian-Bagian Tubuh Manusia Sebagai Barang Bukti Dalam Pengungkapan Kasus Tindak Pidana Perkosaan (Studi Kasus Nomor Perkara : 407/Pid.B/2004/PN. Jak.Sel). Undergraduate thesis, Universitas Bhayangkara Jakarta Raya.
Text (Cover-Daftar isi)
2005115322_Abadi Munandar_Cover-Daftar Isi.pdf Download (2MB) |
|
Text (BAB I)
2005115322_Abadi Munandar_BAB I.pdf Download (4MB) |
|
Text (BAB II, III, IV)
2005115322_Abadi Munandar_BAB II, III, IV.pdf Restricted to Registered users only Download (29MB) |
|
Text (BAB V)
2005115322_Abadi Munandar_BAB V.pdf Download (1MB) |
|
Text (Daftar Pustaka)
2005115322_Abadi Munandar_Daftar Pustaka.pdf Download (1MB) |
|
Text (Lampiran)
2005115322_Abadi Munandar_Lampiran.pdf Restricted to Registered users only Download (31MB) |
Abstract
Abadi Munandar, 2005115322, Bagian-Bagian Tubuh Manusia Sebagai Barang Bukti Dalam Pengungkapan Kasus Tindak Pidana Perkosaan (Studi Kasus Nomor Perkara : 407/Pid.B/2004/Pn.Jak.Sel), Fakultas Hukum Universitas Bhayangkara Jakarta Raya, 2010. Pengolahan TKP dan tehnik pengambilan barang bukti merupakan hal yang amat mempengaruhi pengambilan kesimpulan. Pada suatu kejadian perkosaan dan delik susila lainnya penyidik mencari sebanyak mungkin benda bukti yang mungkin ditinggalkan di TKP seperti adanya sidik jari, rambut, bercak mani pada lantai, seprei atau kertas tissue di tempat sampah dsb. Pada kasus-kasus semacam ini arah penyidikan harus jeias artinya agar pengumpulan bukti menjadl terarah dan tajam pula. Kesalahan dalam membuat tuduhan, misalnya akan dapat membuat tersangka menjadi bebas sama sekali. Jika penyidik, jaksa serta hakim hanya menganggap perlu mencari alat bukti berupa pengakuan terdakwa dan mengabaikan pembuktian secara ilmiah lewat pemeriksaan medis dan kesaksian ahli maka tentunya pembuktian dilakukan seadanya. Dari uraian diatas di ajukan rumusan masalah sebagai berikut; bagian-bagian tubuh manusia apa saja yang bisa dijadikan sebagai barang bukti dalam sidang pengadilan dan apakah putusan pengadilan No. Perkara 407/Pid.B/PN.Jak.Sel mencerminkan rasa keadilan terhadap korban. Tujuan yang hendak penulis peroleh dalam penelitian ini yaitu bagian-bagian tubuh manusia apa saja yang bisa dijadikan sebagai barang bukti dalam sidang pengadilan serta untuk mengetahui isi putusan pengadilan No. Perkara 407/Pid.B/PN.Jak.Sel mencerminkan rasa keadilan terhadap korban. Penulis dalam hal ini menggunakan penelitian normatif yang artinya bahwa penelitian berdasarkan kaidah hukum dan asas-asas perbandingan hukum. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan permasalahan yang penulis teliti, penulis menyimpulkan: Dalam kasus perkosaan seperti ini biasanya hanya ada satu saja, jadi dalam kasus perkosaan, barang bukti berupa bagian-bagian tubuh manusia (bukti blomedik) setidaknya diperlukan untuk membuktikan telah terjadi persetubuhan, bukan untuk membuktikan telah terjadi perkosaan. Setidaknya unsur "persetubuhan dalam suatu pasal tentang perkosaan dapat dipenuhi dengan adanya barang bukti tersebut, barang bukti yang diajukan di persidangan berupa bagian-bagian tubuh manusia (seperti sidik jari, darah, DNA, jaringan tubuh, air mani, rambut dan tulang-tulang). Selain itu, Hakim juga bisa berpedoman pada hasil Visum et Repertum atau hasil pemeriksaan ahli terhadap barang bukti tersebut. Saran yang penulis ingin sampaikan bahwa dalam menangani suatu kasus tindak pidana, khususnya kasus-kasus sulit dimana tidak terdapat saksi (kecuali saksi korban, seperti kasus perkosaan dalam skripsi ini), hendaknya penyidik cermat mencari barang bukti di TKP terutama yang berupa bagian-bagian tubuh manusia.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | Ilmu Sosial > Hukum > Hukum Pidana |
Divisions: | Fakultas Hukum > Ilmu Hukum |
Depositing User: | Doni Alfianthoro |
Date Deposited: | 28 Apr 2021 07:58 |
Last Modified: | 28 Apr 2021 07:58 |
URI: | http://repository.ubharajaya.ac.id/id/eprint/8850 |
Actions (login required)
View Item |
Downloads
Downloads per month over past year