Sunartejo, Andi (2008) Tinjauan Yuridis Tentang Pelaksanaan Autopsi Forensik Dalam Pembuktian Tindak Pidana Pembunuhan. Undergraduate thesis, Universitas Bhayangkara Jakarta Raya.
Text (Cover-Daftar Isi)
2002117001_Andy Sunartejo_Cover-Daftar Isi.pdf Download (2MB) |
|
Text (BAB I)
2002117001_Andy Sunartejo_BAB I.pdf Download (2MB) |
|
Text (BAB II-IV)
2002117001_Andy Sunartejo__BAB II-IV.pdf Restricted to Registered users only Download (22MB) |
|
Text (BAB V)
2002117001_Andy Sunartejo_BAB V.pdf Download (1MB) |
|
Text (Daftar Pustaka)
2002117001_Andy Sunartejo_Daftar Pustaka.pdf Download (920kB) |
|
Text (Lampiran)
2002117001_Andy Sunartejo_Lampiran.pdf Restricted to Registered users only Download (7MB) |
Abstract
Andy Sunartejo, 2002, 200211700I, Tinjauan Yuridis Tentang Pelaksanaan Autopsi Forensik Dalam Pembuktian Tindak Pidana Pembunuhan (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan), Fakultas Hukum Universitas Bhayangkara Jakarta Raya, 2008 Dalam pembuktian suatu tindak pidana diatur dalam KUHAP dan KUHP sebagai sarana untuk kebenaran formil dan materiil dalam penyelesaian suatu tindak pidana namun belumlah cukup untuk menyelesaikan suatu masalah sebagai masalah formil dan materiil dengan tujuan hukum pidana, oleh karena itu harus dipandang dari segi teknis kejahatan serta dari wujud perbuatannya, segi cara dan alat yang digunakan dimana memerlukan secara teknis dengan bantuan ilmu pengetahuan lain diluar hukum pidana dan hukum acara pidana yang disebut dengan ilmu-ilmu forensik. Dalam pasal 133 dan 134 KUHAP memerlukan keterangan ahli atau dokter dan bedah mayat yang disebut dengan istilah Visum Et Repertum. Pembahasan penulis ada lah tentang kematian yang tidak wajar yang disebabkan oleh tindak pidana pembunuhan yang memerlukan bedah mayat atau autopsi forensik untuk kepentingan Peradilan, kejahatan yang menyebabkan kematian menurut KUHP, yang memerlukan autopsi forensic serta kedudukan dan day a bukti autopsi forensic(V er) secara yuridis dalam hukum pi dana dengan tujuan penulis dapat menjelaskan manfaat dari segi teori mengenai bedah mayat dan segi praktis yaitu penerapan ilmu-ilmu kedokteran forensic untuk kepentingan peradilan. Penulis mengunakan metode penelitian deskristif namun tidak menutup kemungkinan mengeksplorasi terhadap pengetahuan yang belum banyak diketahui oleh umum dengan pendekatan doctrinal yaitu mengacu pada peraturan-peraturan tetiulis dan bahan hukum yang lain. Dari basil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa kejahatan-kejahatan apa saja yang memerlukan Autopsi Forensik dalam KUHP yaitu pasal yang menimbulkan kematian dengan demikian tidak akan terlepas dari Ilmu Kedokteran Forensik pada umumnya dan autopsi forensic pada khususnya yang berperan dalam menentukan hubungan kausalitas antara perbuatan dengan akibat yang ditimbulkan dimana akibat tersebut patut diduga merupakan akibat dari adanya suatu tindak pidana sehingga autopsi foren sic (Ver) sebagai alat bukti sah dalam bentuk surat yang disaksikan, didengar dan dilihat oleh dokter atau soerang ahli kedokteran kehakiman yang berkonsekuensi hukum atau atas sumpah jabatan atau dikuatkan dengan sumpah yang bersifat mengikat akan tetapi tidak memaksa hakim dalam penjatuhan putusan pidana meskipun Visum et Repertum merupakan alat bukti yang sah yang menentukan dalam perkara-perkara yang berhubungan dengan kematian.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Penyidikan, Alat Bukti |
Subjects: | Ilmu Sosial > Hukum Ilmu Sosial > Hukum > Hukum Pidana |
Divisions: | Fakultas Hukum > Ilmu Hukum |
Depositing User: | Taufik Tri Muladi |
Date Deposited: | 09 Apr 2021 02:05 |
Last Modified: | 09 Apr 2021 02:05 |
URI: | http://repository.ubharajaya.ac.id/id/eprint/8469 |
Actions (login required)
View Item |
Downloads
Downloads per month over past year