Wasana, Eka Setya (2011) Pembuktian Delik Aborsi yang Dilakukan oleh Tenaga Kesehatan (Studi Kasus Putusan No. 515/Pid.B/2009/PN.Jkt.Ut.). Undergraduate thesis, Universitas Bhayangkara Jakarta Raya.
Text (Cover - Daftar isi)
_Cover-Daftar Isi.pdf Download (3MB) |
|
Text (BAB I)
_BAB I.pdf Download (3MB) |
|
Text (BAB II, III, IV)
_BAB II, III, IV.pdf Restricted to Registered users only Download (19MB) |
|
Text (BAB V)
_BAB V.pdf Download (1MB) |
|
Text (Daftar Pustaka)
_Daftar Pustaka.pdf Download (736kB) |
|
Text (Lampiran)
_Lampiran.pdf Restricted to Registered users only Download (10MB) |
Abstract
Pengguguran adalah suatu fenomena medis, dimana janin gugur atau meninggal sebelum waktunya dilahirkan. Proses tersebut bisa terjadi secara spontan yang biasa disebut abortus spontan dan bisa juga terjadi akibat provokasi atau tindakan yang disengaja dari luar yang biasa disebut abortus provokatus. Aborsi bukanlah perkara remeh yang dapat dilakukan oleh siapa saja dengan mudah. Aborsi justru menyisakan kepiluan, baik bagi si pelaku, janin yang digugurkan, maupun pihak lain yang terkait dengan masalah ini, sebab tindak aborsi senantiasa berhubungan dengan persoalan hidup dan mati, baik pada si calon bayi maupun ibu yang mengandungnya. Dalam penelitian ini akan dibahas beberapa permasalahan mengenai pembuktian pada delik aborsi yang dilakukan oleh para tenaga ahli kesehatan dan permasalahan yang dihadapi dalam pembuktian delik aborsi. Dalam penelitian ini digunakan metode Normatif sedangkan data penelitian menggtmakan data sekunder yaitu dengan menggunakan data-data secara tidak langstmg melalui dokumen - dokumen resmi, peraturan perundang - undangan, buku-buku kepustakaan bah an tertulis yang berwuj ud laporan dan bahan tertulis lainnya . Dari basil penelitian dapat disimpul.kan bahwa pembuktian delik aborsi yang dilakukan oleh tenaga kesehatan bemama Astuti Erawati adalah berupa alat bukti yaitu keterangan saksi, keterangan ahli, surat, petunjuk, dan keterangan terdakwa. Selai itu juga dihadirkan barang bukti berupa berupa I (satu) unit suction, 3 (tiga) buah spekulumsims, 1 (satu) buah cocor bebek, 1 (satu) buah klem bengkok polos, 1 (satu) buah sendok curet tajam, 1 (satu) buah abortus tang, 1 (satu) buah klem jepit portio, 2 (dua) buah klem jepit bulat, 1 (satu) buah sondase, 5 (lima) buah businase, I (satu) buah test pack, Obat-obatan dengan merk Grafik, lmox, Vioquin, Methylergometrine, Kattu /buku daftar berobat a.n. Ria Puspita Sari serta Uang Tunai sebesar Rp. 1 .500.000,-(satu juta lima ratus ribu rupiah). Pennaslahan yang biasa dihadapi aparat penegak hukmn dalam delik aborsi adalah tidak adanya orang yang merasa menjadi korban baik si pelaku ataupun orang yat1g membantu melakukan proses aborsi tersebut. Hal inilah yang membuat aparat merasa kesulitan mendapatkan laporan tentang praktek aborsi yang terjadi. Peran serta masyarakat menjadi suatu hal yang sangat penting dalam pengungkapan delik aborsi terutama yang terjadi di lingktmgan sekitar tempat tinggalnya. Masalah yang sangat penting adaJah belum adanya batasan yang jelas antara abortus provokatus kriminalis dengan abortus provokatus medisinalis, sehingga aparat penegak huhkum merasa kesulitan dalam pengungkapan aborsi sebagai suatu delik.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | Ilmu Sosial > Hukum |
Divisions: | Fakultas Hukum > Ilmu Hukum |
Depositing User: | Admin Repositori |
Date Deposited: | 11 May 2021 01:09 |
Last Modified: | 11 May 2021 01:09 |
URI: | http://repository.ubharajaya.ac.id/id/eprint/9031 |
Actions (login required)
View Item |
Downloads
Downloads per month over past year